Bukan Sekadar Lelah Biasa. Kenali Gejala Burnout dan Cara Mengembalikan Semangat Kamu

Merasa lelah setelah seminggu bekerja itu wajar. Namun, bagaimana jika rasa lelah itu terasa begitu dalam hingga Anda kehilangan minat pada pekerjaan yang dulu Anda sukai? Jika Anda merasa sinis, tidak berenergi, dan tidak efektif secara terus-menerus, Anda mungkin mengalami lebih dari sekadar kelelahan biasa. Anda mungkin mengalami burnout. Membedakan Stres dan Burnout Stres biasanya ditandai dengan keterlibatan berlebihan; Anda merasa harus segera menyelesaikan banyak hal. Sebaliknya, burnout ditandai oleh ketidakberdayaan; Anda merasa kosong, tidak termotivasi, dan tidak peduli lagi. Tiga Gejala Utama Burnout: Kelelahan Emosional dan Fisik (Exhaustion): Merasa terkuras habis, tidak punya energi untuk menghadapi hari esok. Gejala fisik seperti sakit kepala dan sulit tidur juga sering muncul. Sinisme dan Keterasingan (Depersonalisasi): Anda mulai merasa negatif tentang pekerjaan Anda, menjaga jarak emosional dari rekan kerja atau klien, dan merasa tugas-tugas Anda semakin tidak berarti. Penurunan Rasa Pencapaian (Reduced Personal Accomplishment): Anda merasa tidak kompeten dan tidak produktif. Rasa percaya diri Anda menurun drastis, dan Anda meragukan kemampuan Anda untuk berkontribusi. Langkah Awal Memulihkan Diri dari Burnout: Tetapkan Batasan yang Jelas (Boundaries): Belajarlah mengatakan “tidak”. Tentukan jam kerja yang tegas. Hindari memeriksa email pekerjaan di luar jam kerja. Istirahat adalah hak dan kebutuhan. Ambil Jeda yang Sebenarnya: Gunakan waktu istirahat makan siang Anda untuk benar-benar beristirahat, bukan makan di depan laptop. Manfaatkan cuti Anda untuk benar-benar “lepas” dari pekerjaan. Cari Dukungan Sosial: Bicarakan perasaan Anda dengan pasangan, teman, atau anggota keluarga yang Anda percaya. Terkadang, didengarkan saja sudah sangat membantu. Evaluasi Ulang Prioritas Anda: Apa yang paling penting bagi Anda di luar pekerjaan? Hubungkan kembali diri Anda dengan hobi, aktivitas, atau orang-orang yang memberi Anda kegembiraan dan makna. Mengakui bahwa Anda mengalami burnout adalah langkah pertama yang berani menuju pemulihan. Proses ini membutuhkan waktu dan kesabaran. Jika Anda merasa terjebak dan membutuhkan panduan untuk menavigasi jalan keluar dari burnout, bantuan profesional bisa menjadi kompas Anda. Kembalikan energi dan makna dalam hidup Anda. Psikolog kami memiliki pengalaman dalam membantu individu mengatasi stres kerja dan burnout. Jadwalkan konsultasi untuk memulai perjalanan pemulihan Anda.

Terjebak dalam Pikiran Sendiri? Kenali 5 Tanda Overthinking dan Cara Efektif Mengatasinya

Pernahkah Anda berbaring di malam hari, namun otak Anda terasa berlari maraton? Mengulang-ulang percakapan tadi siang, mencemaskan apa yang akan terjadi besok, atau menganalisis setiap keputusan kecil hingga terasa begitu rumit? Jika ya, Anda tidak sendirian. Kondisi ini dikenal sebagai overthinking, dan jika dibiarkan, dapat menguras energi dan memicu kecemasan. Mari kenali lebih dalam tanda-tandanya dan bagaimana Anda bisa mulai mengambil kendali atas pikiran Anda. Apa Sebenarnya Overthinking Itu? Overthinking bukan sekadar “banyak berpikir”. Ini adalah pola pikir di mana Anda terus-menerus memikirkan hal yang sama secara berulang (ruminasi) atau terus-menerus khawatir tentang masa depan (worrying). Bedanya dengan pemecahan masalah yang sehat, overthinking tidak menghasilkan solusi, melainkan hanya menciptakan lebih banyak kegelisahan. 5 Tanda Anda Sedang Overthinking: Tidak Bisa Menghentikan “Replay”: Anda terus-menerus memutar ulang kejadian atau kesalahan di masa lalu dalam pikiran Anda. Selalu Mencari Makna Tersembunyi: Anda sering bertanya “bagaimana jika…” dan mencoba menebak apa yang dipikirkan orang lain tentang Anda. Sulit Tidur: Pikiran yang “berisik” membuat Anda terjaga di malam hari, memikirkan daftar kekhawatiran yang tak ada habisnya. Lumpuh oleh Analisis (Analysis Paralysis): Anda menghabiskan begitu banyak waktu untuk memikirkan pilihan sehingga Anda akhirnya tidak membuat keputusan sama sekali. Selalu Membayangkan Skenario Terburuk: Pikiran Anda secara otomatis melompat ke kesimpulan paling negatif dalam situasi apa pun. Cara Efektif untuk Mengatasi Overthinking: Teknik “Jeda Khawatir”: Jadwalkan waktu khusus setiap hari (misalnya 15 menit) untuk “mengkhawatirkan segalanya”. Jika pikiran cemas muncul di luar waktu itu, catat dan katakan pada diri sendiri untuk memikirkannya nanti saat “jeda khawatir”. Latih Mindfulness (Kesadaran Penuh): Coba fokus pada saat ini. Perhatikan 5 hal yang bisa Anda lihat, 4 hal yang bisa Anda sentuh, 3 hal yang bisa Anda dengar. Ini membantu menarik pikiran Anda dari kekhawatiran masa depan atau penyesalan masa lalu. Tantang Pikiran Negatif Anda: Saat pikiran buruk muncul, tanyakan pada diri sendiri: “Apakah ada bukti nyata untuk pikiran ini? Apa skenario lain yang lebih mungkin terjadi?” Alihkan Perhatian: Lakukan aktivitas fisik seperti berjalan kaki, membereskan kamar, atau mendengarkan musik. Aktivitas fisik adalah salah satu cara terbaik untuk memutus siklus overthinking. Mengelola overthinking adalah sebuah latihan. Namun, jika Anda merasa pikiran-pikiran ini sudah sangat mengganggu kualitas hidup, pekerjaan, atau hubungan Anda, mungkin ini saatnya mencari bantuan. Berbicara dengan psikolog profesional dapat membantu Anda mengidentifikasi akar masalah dan membangun strategi yang lebih kuat untuk mencapai ketenangan pikiran. Jangan biarkan pikiran mengendalikan Anda. Tim psikolog kami siap membantu Anda menemukan jalan keluar. Hubungi kami untuk sesi konsultasi pertama.

Maknai
Privacy Overview

This website uses cookies so that we can provide you with the best user experience possible. Cookie information is stored in your browser and performs functions such as recognising you when you return to our website and helping our team to understand which sections of the website you find most interesting and useful.